Jika kalian orang Indonesia, kalian pasti sudah tau, bagaimana memalukanya Garuda kita takluk lawan kedisiplinan permainan The Lions , timnas Singapura. Gol tunggal dari Harris Harun cukup untuk merenggut 3 poin dari Indonesia. Bisa dibilang hasil itu cukup pantas melihat skema permainan Garuda kalah jelas dibandingkan dengan The Lions. Garuda kembali melestarikan filosofi permainan Indonesia tulen, yakni giring bola, long ball ke depan, lalu berharap yang terbaik. Garuda seakan amnesia akan permainan cantik mereka pada pertandingan - pertandingan sebelumnya, saat berada di bawah kepelatihan coach Luis Milla. Sebelum dia memutus ataupun diputuskan kontraknya oleh PSSI tercinta.
Siapa yang bisa disalahkan atas kekalahan memalukan ini? Tak lain dan tak bukan Ketua Umum PSSI a.k.a Ketua PSMS Medan a.k.a Gubernur Sumatera Utara, YangTerhina Mulia Bapak Edy Rahmayady. Didasarkan atas obervasi saya terhadap pernyataan, perilaku, maupun sifat beliau selama ini. Maka saya (dan hampir seluruh pecinta sepakbola tanah air lainya) menyimpulkan bahwa Bapak Edy Rahmayady Yang Botak Terhormat tidak lagi pantas menjadi entrenador dari PSSI.
Permasalahan utama dari beliau tak lain adalah ego. Kepercayaan dirinya sendiri terhadap kemampuanya memimpin 3 institusi sekaligus adalah bukti nyata terhadap egonya yang segede gaban. Percaya diri boleh, goblok jangan. Overconfidence inilah yang mem-PHPkan rakyat Indonesia terkait kembalinya Luis Milla. Dia merasa dia dapat seenak jidat merendahkan seorang professional lainya, dengan menunggak gaji.
Berikutnya, dia hanya bisa marah, tanpa ada aksi. Ketika ada kasus yang mencuat, dia langsung sok marah, "langsung saya hukum itu !". Lalu butuh sekitar beberapa bulan untuk memutuskan hukuman, bahkan tidak sama sekali. Inilah contoh Ketegasan Palsu.
Seorang pemimpin harus bisa mengakui kesalahanya, dengan mengakui maka dapat menjaga kewibawaanya. Bukanya malah Gak mau salah, terus membuat pernyataan tidak berdasar. Contohnya ketika dia ditanyakan apakah rela mengundurkan diri. Dia mengatakan siap mundur, jika rakyat memintanya. Padahal sudah jelas jelas terdapat petisi terkait pengunduran dirinya yang sudah ditandatangani oleh (saat penulisan ini) 109.451 orang. Lalu dia berdalih , bahwa ada yang menunggangi petisi tersebut untuk merebut kursi Ketum PSSI. Bwaaah, udah ngeyel, gajelas lagi. Siapa cuy yang mau rebut kursi lo? Ahmad Dhani? Farhat Abbas aja gua rela, yang penting bukan lo!
MUNDURLAH JENDERAL..... DEMI GARUDA KITA
Siapa yang bisa disalahkan atas kekalahan memalukan ini? Tak lain dan tak bukan Ketua Umum PSSI a.k.a Ketua PSMS Medan a.k.a Gubernur Sumatera Utara, Yang
Permasalahan utama dari beliau tak lain adalah ego. Kepercayaan dirinya sendiri terhadap kemampuanya memimpin 3 institusi sekaligus adalah bukti nyata terhadap egonya yang segede gaban. Percaya diri boleh, goblok jangan. Overconfidence inilah yang mem-PHPkan rakyat Indonesia terkait kembalinya Luis Milla. Dia merasa dia dapat seenak jidat merendahkan seorang professional lainya, dengan menunggak gaji.
Berikutnya, dia hanya bisa marah, tanpa ada aksi. Ketika ada kasus yang mencuat, dia langsung sok marah, "langsung saya hukum itu !". Lalu butuh sekitar beberapa bulan untuk memutuskan hukuman, bahkan tidak sama sekali. Inilah contoh Ketegasan Palsu.
Seorang pemimpin harus bisa mengakui kesalahanya, dengan mengakui maka dapat menjaga kewibawaanya. Bukanya malah Gak mau salah, terus membuat pernyataan tidak berdasar. Contohnya ketika dia ditanyakan apakah rela mengundurkan diri. Dia mengatakan siap mundur, jika rakyat memintanya. Padahal sudah jelas jelas terdapat petisi terkait pengunduran dirinya yang sudah ditandatangani oleh (saat penulisan ini) 109.451 orang. Lalu dia berdalih , bahwa ada yang menunggangi petisi tersebut untuk merebut kursi Ketum PSSI. Bwaaah, udah ngeyel, gajelas lagi. Siapa cuy yang mau rebut kursi lo? Ahmad Dhani? Farhat Abbas aja gua rela, yang penting bukan lo!
MUNDURLAH JENDERAL..... DEMI GARUDA KITA
Komentar
Posting Komentar